Sunday 25 October 2015

Mengejar Sang Surya Di Puncak Wangi



Seperti biasa disetiap akhir pekan saya dan kawan-kawan selalu menyibukan diri dengan kegiatan yang bernuansa alam, mulai dari maen ke laut, bukit, mancing di sendang, hingga maen di air terjun, namun untuk minggu ini agenda adalah berburu sunrise di Puncak Wangi





Tak banyak khalayak ketahui bahwa sebenarnya Kota Babat yang dikenal sebagai kota kuliner yang mempunyai masakan khas yaitu  nasi pecel dan wingkonya ternyata memiliki harta karun yang sangat indah berupa gugusan pegunungan yang menjulang tinggi disamping jalur nasional Surabaya - Jombang, Pegunungan itu bernama Gunung Pegat begitu kata masyarakat sekitar gunung tersebut menyebutnya.

Konon dahulu kala diera masa kependudukan kolonian Belanda Gunung Pegat memiliki peran penting bagi masyarakat sekitar dikala itu, dimana Gunung Pegat berfungsi sebagai tempat persembunyian para pejuang bangsa Indonesia melawan penjajah, banyak para pejuang yang bersembunyi diatas gunung, di dalam hutan disekitaran gunung hingga masuk kedalam goa-goa yang terdapat di lereng gunung. Dengan alasan itulah saya berserta teman-teman ingin berkemah di atas gunung pegat selain daya tarik berburu sunrise diatas puncak. Memburu sunrise dari puncak gunung bukan hanya petualangan bagi para pendaki profesional. Berbagai spot indah untuk melihat indahnya pesona sunrise tersebar luas diseluruh Indonesia, salah satu spot untuk melihat sunrise adalah Puncak Wangi, Gunung Pegat.


Hari Sabtu pagi sebelum sekolah saya bersama dua teman saya mencoba untuk mensurvei tempat yang nantinya akan digunakan untuk mendirikan tenda, setelah berjalan sekitar setengah jam mencari-cari tempat akhirnya kami memutuskan untuk mendirikan tenda disamping semak belukur yang terdapat diPuncak Gunung Pegat. Setelah mendapatkan spot, salah satu teman saya mengajak untuk turun “ bro..ayo medon wes awan ayo, “ ujar ilham, “ iyo ha, ayo medon wes awan ham” jawab fio,  kami pun bergegas untuk turun kebawah.
Kriiing…kriing bel pulang sekolah pun telah berbunyi , seperti janji yang telah disepakati bersama kami pun berkumpul di tempat parkir sekolah untuk mengambil perlengkapan yang telah disiapkan sejak kemaren. Waktu kian gelap saya berserta tiga rekan saya pun segera berangkat menuju Gunung Pegat. Namun sebelum berangkat kami mengecek seluruh perlengkapan satu persatu serta berdoa semoga dalam kegiatan kali ini tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Sebenarnya tujuan kami berkemah di puncak wangi gunung pegat Selain berburu sunrise tujuan kami yang lain adalah berburu goa-goa yang konon digunakan sebagai tempat persembunyian para pejuang bangsa Indonesia dari kejaran para bala tentara Belanda.



Setelah mendaki cukup jauh dan berat akhirnya kami pun sampai juga di Puncak  Wangi sebelum matahari tenggelam, sehingga kami beruntung bisa mendapat view sunset yang indah dari Puncak Wangi, setelah asik menikmati sunset kami segera berbagi tugas untuk mendirikan tenda, serta menyiapkan kayu untuk api unggun untuk memasak makan malam mengingat hari kian gelap.
        

    Hampir pukul delapan malam, kami memulai penjelajahan menyusuri Puncak Wangi hingga masuk kedalam hutan, , langit yang cerah, bintang-bintang bersinar diangkasa kala itu menemani saya dan tiga teman saya untuk menjelajahi Puncak Wangi, setelah berjalan selama satu jam akhirnya teman saya inun berteriak “ he,,broo,, iku ono goa brow..ayo coba di leboni” ujar inun, saya pun menjawab “ ayoo,,nun coba dileboni iki goane nimbus nok ndi”, ilham dan fio menjawab “ ayo…tapi ati-ati brow tetep waspada” kami pun menemukan sebuah goa yang berukuran kecil yang ditumbuhi oleh semak belukar, goa ini berukuran kecil namun memiliki lorong yang panjang yang langsung tembus ke tengah hutan, Kami bertiga memutuskan untuk masuk kedalam goa dan tak disangka goa ini bisa menghubungkan antara Puncak Hingga Hutan yang berada dibawahnya, disaat kami keluar dari dalam goa kami dibuat heran dengan tembusan goa yang berada diatas bisa sampai ke kaki gunung. “ looh,, kok nyampe ngisor ham? Tanya saya kepada ilham, “ he.e raf kok sampek nok ngisor malahan “. setelah menyusuri goa kami pun menyusuri hutan di bawah gunung dan tak berselang lama fio pun menemukan sebuah goa namun goa ini berbeda dengan goa yang pertama ditemukan tadi, “ hee,, wasio to iki lak goa to “ Kata fio, “ He,e yo iku goa goane luih gede dari pada goa mau” , “wes ojo omong ae ayo dileboni “ sahut inun. Kami pun memutuskan untuk masuk kedalam goa, goa ini berdiameter yang cukup lebar sehingga dapat dimasuki oleh empat orang sekaligus serta goa ini memiliki keindahan tersendiri berupa stalagnit yang berada dilangit gua yang dimanfaatkan untuk tempat tinggal ribuan kelelawar, setelah menyusuri goa cantik itu saya dan teman-teman memutuskan untuk keluar dan melanjutkan penjelajahan, jalur yang beralasan batu-batuan besar serta pohon-pohon besar membuat tenaga kita habis terkuras, kami pun memutuskan untuk beristirahat diatas dibawah pohon besar sambil melihat indahnya pemandangan lampu kota babat yang gemerlap, setelah dua setengah jam kami berjalan akhirnya kami memutuskan untuk kembali ke tenda untuk makan malam.
            Setelah hampir tiga jam kami menyusuri puncak wangi akhirnya kami makan malam dengan menu sederhana berupa singkong, jagung, kentang yang kami bakar rame-rame disamping tenda sambil menikmati lukisan tuhan yang sangat indah sambil diiringi dengan nuansa gitar yang merdu, setelah asik menyantap makan malam kami melingkari api unggun dan bersama-sama bernyanyi seraya melepas semua permasalahan dan pikiran yang ada dalam diri. Waktu telah menunjukan pukul satu pagi badan terasa capek, satu persatu teman saya mulai mengantuk hingga akhirnya kami tertidur pulas di samping api unggun.
Kriiingg…kriiing.. terdengar suara alarm hp punya saya, saya langsung terbangun mendengar suara alarm, namun saat itu jam masih menunjukan pukul 05.00 pagi, satu persatu teman-teman saya mulai terbangun, selanjutnya kami memutuskan untuk turun ke telaga untuk sholat subuh disamping telaga, selekas sholat kami memutuskan untuk kembali ke puncak, hari kian pagi moments yang kami tunggu-tunggu akhirnya mulai terjadi, terlihat jelas betapa indahnya moments sunrise dipuncak tertinggi di kota kelahiran, terpampang jelas sang surya mulai menampakan jati dirinya dibalik puncak.
            Setelah puas melihat indahnya sunrise dari puncak wangi, kami mencoba untuk kembali menyusuri gunung pegat untuk mencari goa landak, dimana goa landak ini menurut cerita orang-orang digunakan sebagai tempat tinggal ratusan ekor landak, kami mencoba untuk menyusuri satu persatu semak belukar, setelah hampir satu jam kami menyusuri puncak wangi perjuangan kami mencari goa landak pun sia-sia, sehingga kami pun memutuskan untuk kembali tenda.
Setelah berjalan selama satu jam dari ujung puncak hingga ke tenda kami pun sampai di tenda dan mempersiapkan sarapan pagi, saat saya mempersiapkan api untuk memasak fio pun bertanya kepada saya “ masak opo raf? “ jawab saya “ wes to, enak-enak awakmu karek mileh soto, kare, pecel utowo rendang ?” jawab fio “ ah yang bener aja, yawes aku mileh soto wae “ lalu inul ikut menjawab tawaran saya “ aku jaluk kare raf “ lalu saya bertanya ke ilham “ ham,,fio jaluk soto, inun jaluk kare, awakmu opo ham ? Tanya aku sambil tertawa. “Aku jaluk pecel ae ok? “ jawab ilham.  “ok bisa diatur, kabeh seng mok  jaluk sudah tersedia kok” ilham bertanya pada ku “ ke sing ngenah wae emang ke gowo maskan akeh? “ jawab aku “ ya iya dong saya kan koki” inun menjawab “ coba tokno masakan mu “ sambal membuka tas saya mengeluarkan satu persatu mie instans berbagai rasa sambil berkata “ ini dia soto, kare, pecel, rendang permintaan kalian yang telah saya saya siapkan dalam satu kemasan mie instan  hahahahahaaa“ . “ oo,,mayak ke tak keplak kapok kon” sahut fio, “sudah…sudah,,jangan bertengkar” sahut ilham.

Setelah itu kami segera memasak mie yang telah kami persiapkan, lima belas menit kemudian mie yang kami masak akhirnya matang dan kami segera menyantap mie buatan kami secara bersama, setelah selesai sarapan kami memutuskan untuk segera turun.



0 komentar:

Post a Comment

Selamat Datang Di Website Kami Terima Kasih Anda Telah Mengunjungi Website Kami.
Di Mohon Untuk Tidak Berbicara Kasar Saat Mengomentari Postingan Kami