Monday 7 March 2016

Kelud Aku Jatuh Hati Padamu


Gunung Kelud merupakan sebuah gunung yang paling berbahaya di Jawa Timur selain Gunung Semeru, hal ini dikarenakan gunung yang berlokasi di kabupaten Kediri ini sering memuntahkan lahar dingin yang datang secara tiba-tiba yang disebakan oleh hujan lebat yang terjadi di puncak gunung kelud bahkan tak jarang seing juga memicu longsor, namun keadaan itu tidak membuat takut para penahluk puncak walau puncak gunung ini hanya memiliki ketinggian 1900 MDPL namun sensasi mendaki di gunung ini akan terasa berbeda dengan mendaki di gunung lain dimana sesampai kita di puncak kelud maka kita akan bisa melihat mahakarya tuhan berupa gugusan pegunungan putri tidur di kawasan malang bahkan hingga gunung semeru dan arjuna yang lokasinya sangat jauh dari gunung kelud pun dapat kita lihat dari puncak kelud.
Pada bulan November beberapa tahun lalu saya bersama seluruh keluarga besar saya berkesempatan berwisataria di gunung kelud melalui jalur wisata, kebetulan saat itu gunung kelud belum mengalami erupsi Namun pada saat itu saya merasa kecewa dengan pengelola gunung kelud yang hanya memperbolehkan saya untuk tidak melewati pintu kedua, Hal ini dikarenakan keadaan gunung kelud yang saat itu sedang aktif dengan di tandai adanya kepulan asap yang keluar dari puncak gunung kelud, benar saya selang 3 bulan setelah saya berkunjung ke gunung kelud ternyata gunung kelud benar-benar mengalami erupsi besar-besaran dimana efek dari letusan tersebut membuat suasana pulau jawa terutama provinsi jawa timur gelap gulita akibat semburan debu vulkanik dari perut kelud.
Karena kedahsyatan letusan gunung kelud saat itulah yang membuat saya penasaran untuk melihat efek dari letusan kala itu dari dekat. Dengan bermodalan informasi perlengkapan yang di gunakan untuk mendaki gunung dari internet saya beranikan diri untuk mendaki gunung kelud selama 3 hari dengan waktu Perjalanan dari rumah menuju ke lokasi jalur pendakian gunung kelud membutuhkan waktu selama 3 jam kebetulan saat itu Suasana sekitaran gunung kelud sedang terjadi hujan lebat walaupun masih jam 07.00 pagi. Setelah saya sampai dilokasi awal pendakian hujan pun turun gemercik suasana air mulai membasahi diri saya sekaligus sebagai tanda pengenalan dan sambutan dari sang alam. Sambil menunggu hujan reda saya siapkan semua peralatan mendaki saya setelah hujan reda saya beserta tujuh rombongan saya memulai pendakian menuju ke puncak kelud. Trek pertama hanyalah melewati jalan beraspal sehingga membuat laju jalan lebih mudah dan cepat setelah sejam lamanya menyusuri jalur aspal sedikit demi sedikit aspal itu berganti menjadi gunudukan batu-batuan krikil yang tajam dan mulai memasuki area perkebunan warga hamparan perkebunan sayur-mayur warga di sebelah kanan serta kebun nanas di sebelah kiri menjadi teman perjalanan saya sebelum menembus vegetasi hutan liar namun kami pun memutuskan untuk beristirahat sejenak sambil menikmati secuil coklat lezat yang saya bawa dari rumah sebagai bekal. Setelah beristirahat selama setengah jam kami pun melanjutkan perjalanan dengan memulai memasuki kawasan hutan dengan kondisi jalan yang licin efek dari hujan deras tadi pagi Sehingga membuat saya lebih berhati-hati dalam melangkah. selangkah demi selangkah saya lalui hingga akhirnya sudah tak terasa saya telah berjalan selama dua jam terhitung saat saya berhenti sebelum masuk ke kawasan hutan namun puncak telah menunggu di depan mata.
Terlihat jelas sebuah gundukan tajam yang mengeluarkan asap yang merupakan puncak gunung kelud telah berada di depan mata,dengan rasa semangat yang mengebu-gebu bagaikan asap yang keluar dari kawah kelud saya pun melanjutkan perjalanan yang membutuhakan waktu sekitar setengah jam hingga ke puncak.
Tepat pukul 12,30 wib akhirnya saya pun sampai juga di puncak gunung kelud, jika dilihat dari kejauhan sebenarnya puncak gunung kelud itu sebenarnya sebuah batu yang berdiri tinggi seperti halnya puncak garuda di gunung merapi yang tidak memiliki area yang luas. Dengan rasa syukur saya haturkan kepada Allah Swt. Yang telah memberiku nikmat berupa kesehatan sehingga saya bisa sampai di puncak gunung kelud dengan selamat. Dengan rasa bahagia saya pun tak lupa mengabadikan moment pertama saya mendaki dengan berselfie ria dengan background hamparan pepohonan di lereng gunung kelud. Bahkan dari atas sini saya dapat melihat dengan jelas lokasi parkir dan gerbang kedua obyek wisata gunung kelud yang saat itu saya kunjungi dengan keluarga saya.
Setelah puas menikmati puncak gunung kelud lebih dari satu jam dengan berselfie ria tiba-tiba hujan pun mulai turun sehingga membuat kami harus segera turun kebawah untuk mengantisipasi terjadinya banjir lahar dingin, saya dan teman-teman pun segera mengambil tas dan sepatu yang kami letakan di bawah yang tak jauh dari puncak dan langsung turun kebawah sambil berkejaran dengan waktu dan hujan, hufttt…. Sungguh pendakian yang membahayakan laju jalan saya turun kebawah terus saya tambah kecepatannya karena kala itu hujan kian lebat sehingga semakin besar pula potensi banjir lahar dingin. Setelah berjalan selama dua jam dengan menembus vegetasi hutan akhirnya kami sampai juga di jalan berbatu yang merupakan daerah perkebunan warga dan kami pun mengurangi kecepatan dan tak jarang juga kami beristirahat untuk melepas lelah. Sungguh sangat lelah diri saya kala itu harus berjalan dua jam lamanya tanpa henti dengan membawa beban berat di puncak.
Setelah puas beristirahat kami pun segera melanjutkan perjalanan menuruni bukit dengan keadaan hujan lebat disertai petir… hhhuuuftt… sungguh menantang banget pendakian pertama saya kali ini dan akhirnya sangking cepatnya kami berjalan akhirnya kami sampai juga di sebuah warung yang tak jauh dari pos perijinan pendakian gunung kelud.
Rasa syukur saya panjatkan karena saya selamat dari terjangan banjir lahar dingin dari puncak gunung kelud. Namun saat saya bertanya tentang cuaca di bawah ternyata hujan di bawah baru terjadi 15 menit sebelum kami sampai di warung,padahal hujan lebat telah menerjang kami 3 jam lalu terhitung dari puncak kelud.menurut penjelasan sang pemilik warung pun menjelaskan bahawa memang di puncak gunung kelud sering terjadi hujan lebat sehingga sering menimbulkan banjir lahar dingin.
Dengan rasa lelah di tubuh yang mulai memudar saya sempatkan untuk meriview ulang foto-foto saya selama di puncak dan selama perjalanan menuju puncak. Sungguh sangat mempesona alam nusantara ini gugusan pegunungan yang tinggi dengan di hiasi rerimbunan hijaunya hutan menjadi sebuah lukisan yang tak ternilai harganya. Dan mulai saat itu saya mulai tertarik dengan hoby mendaki hingga saat ini.
Semoga dengan adanya hoby mendaki ini saya dapat lebih mendekatkan diri kepada Allah swt.sang maha pencipta alam raya ini.
 

\

0 komentar:

Post a Comment

Selamat Datang Di Website Kami Terima Kasih Anda Telah Mengunjungi Website Kami.
Di Mohon Untuk Tidak Berbicara Kasar Saat Mengomentari Postingan Kami