Gunung Kelud merupakan sebuah gunung yang paling berbahaya di Jawa
Timur selain Gunung Semeru, hal ini dikarenakan gunung yang berlokasi di
kabupaten Kediri ini sering memuntahkan lahar dingin yang datang secara
tiba-tiba yang disebakan oleh hujan lebat yang terjadi di puncak gunung kelud
bahkan tak jarang seing juga memicu longsor, namun keadaan itu tidak membuat
takut para penahluk puncak walau puncak gunung ini hanya memiliki ketinggian
1900 MDPL namun sensasi mendaki di gunung ini akan terasa berbeda dengan
mendaki di gunung lain dimana sesampai kita di puncak kelud maka kita akan bisa
melihat mahakarya tuhan berupa gugusan pegunungan putri tidur di kawasan malang
bahkan hingga gunung semeru dan arjuna yang lokasinya sangat jauh dari gunung
kelud pun dapat kita lihat dari puncak kelud.
Pada bulan November beberapa tahun lalu saya bersama seluruh
keluarga besar saya berkesempatan berwisataria di gunung kelud melalui jalur
wisata, kebetulan saat itu gunung kelud belum mengalami erupsi Namun pada saat
itu saya merasa kecewa dengan pengelola gunung kelud yang hanya memperbolehkan
saya untuk tidak melewati pintu kedua, Hal ini dikarenakan keadaan gunung kelud
yang saat itu sedang aktif dengan di tandai adanya kepulan asap yang keluar
dari puncak gunung kelud, benar saya selang 3 bulan setelah saya berkunjung ke
gunung kelud ternyata gunung kelud benar-benar mengalami erupsi besar-besaran dimana
efek dari letusan tersebut membuat suasana pulau jawa terutama provinsi jawa
timur gelap gulita akibat semburan debu vulkanik dari perut kelud.
Karena kedahsyatan letusan gunung kelud saat itulah yang membuat
saya penasaran untuk melihat efek dari letusan kala itu dari dekat. Dengan
bermodalan informasi perlengkapan yang di gunakan untuk mendaki gunung dari
internet saya beranikan diri untuk mendaki gunung kelud selama 3 hari dengan
waktu Perjalanan dari rumah menuju ke lokasi jalur pendakian gunung kelud
membutuhkan waktu selama 3 jam kebetulan saat itu Suasana sekitaran gunung
kelud sedang terjadi hujan lebat walaupun masih jam 07.00 pagi. Setelah saya
sampai dilokasi awal pendakian hujan pun turun gemercik suasana air mulai
membasahi diri saya sekaligus sebagai tanda pengenalan dan sambutan dari sang
alam. Sambil menunggu hujan reda saya siapkan semua peralatan mendaki saya
setelah hujan reda saya beserta tujuh rombongan saya memulai pendakian menuju
ke puncak kelud. Trek pertama hanyalah melewati jalan beraspal sehingga membuat
laju jalan lebih mudah dan cepat setelah sejam lamanya menyusuri jalur aspal
sedikit demi sedikit aspal itu berganti menjadi gunudukan batu-batuan krikil
yang tajam dan mulai memasuki area perkebunan warga hamparan perkebunan
sayur-mayur warga di sebelah kanan serta kebun nanas di sebelah kiri menjadi
teman perjalanan saya sebelum menembus vegetasi hutan liar namun kami pun
memutuskan untuk beristirahat sejenak sambil menikmati secuil coklat lezat yang
saya bawa dari rumah sebagai bekal. Setelah beristirahat selama setengah jam
kami pun melanjutkan perjalanan dengan memulai memasuki kawasan hutan dengan
kondisi jalan yang licin efek dari hujan deras tadi pagi Sehingga membuat saya
lebih berhati-hati dalam melangkah. selangkah demi selangkah saya lalui hingga
akhirnya sudah tak terasa saya telah berjalan selama dua jam terhitung saat
saya berhenti sebelum masuk ke kawasan hutan namun puncak telah menunggu di
depan mata.
Terlihat jelas sebuah gundukan tajam yang mengeluarkan asap yang
merupakan puncak gunung kelud telah berada di depan mata,dengan rasa semangat
yang mengebu-gebu bagaikan asap yang keluar dari kawah kelud saya pun
melanjutkan perjalanan yang membutuhakan waktu sekitar setengah jam hingga ke
puncak.
Tepat pukul 12,30 wib akhirnya saya pun sampai juga di puncak
gunung kelud, jika dilihat dari kejauhan sebenarnya puncak gunung kelud itu
sebenarnya sebuah batu yang berdiri tinggi seperti halnya puncak garuda di
gunung merapi yang tidak memiliki area yang luas. Dengan rasa syukur saya
haturkan kepada Allah Swt. Yang telah memberiku nikmat berupa kesehatan
sehingga saya bisa sampai di puncak gunung kelud dengan selamat. Dengan rasa
bahagia saya pun tak lupa mengabadikan moment pertama saya mendaki dengan
berselfie ria dengan background hamparan pepohonan di lereng gunung kelud.
Bahkan dari atas sini saya dapat melihat dengan jelas lokasi parkir dan gerbang
kedua obyek wisata gunung kelud yang saat itu saya kunjungi dengan keluarga
saya.
Setelah puas menikmati puncak gunung kelud lebih dari satu jam
dengan berselfie ria tiba-tiba hujan pun mulai turun sehingga membuat kami
harus segera turun kebawah untuk mengantisipasi terjadinya banjir lahar dingin,
saya dan teman-teman pun segera mengambil tas dan sepatu yang kami letakan di
bawah yang tak jauh dari puncak dan langsung turun kebawah sambil berkejaran
dengan waktu dan hujan, hufttt…. Sungguh pendakian yang membahayakan laju jalan
saya turun kebawah terus saya tambah kecepatannya karena kala itu hujan kian
lebat sehingga semakin besar pula potensi banjir lahar dingin. Setelah berjalan
selama dua jam dengan menembus vegetasi hutan akhirnya kami sampai juga di
jalan berbatu yang merupakan daerah perkebunan warga dan kami pun mengurangi
kecepatan dan tak jarang juga kami beristirahat untuk melepas lelah. Sungguh
sangat lelah diri saya kala itu harus berjalan dua jam lamanya tanpa henti
dengan membawa beban berat di puncak.
Setelah puas beristirahat kami pun segera melanjutkan perjalanan
menuruni bukit dengan keadaan hujan lebat disertai petir… hhhuuuftt… sungguh
menantang banget pendakian pertama saya kali ini dan akhirnya sangking cepatnya
kami berjalan akhirnya kami sampai juga di sebuah warung yang tak jauh dari pos
perijinan pendakian gunung kelud.
Rasa syukur saya panjatkan karena saya selamat dari terjangan
banjir lahar dingin dari puncak gunung kelud. Namun saat saya bertanya tentang
cuaca di bawah ternyata hujan di bawah baru terjadi 15 menit sebelum kami
sampai di warung,padahal hujan lebat telah menerjang kami 3 jam lalu terhitung
dari puncak kelud.menurut penjelasan sang pemilik warung pun menjelaskan bahawa
memang di puncak gunung kelud sering terjadi hujan lebat sehingga sering
menimbulkan banjir lahar dingin.
Dengan rasa lelah di tubuh yang mulai memudar saya sempatkan untuk
meriview ulang foto-foto saya selama di puncak dan selama perjalanan menuju
puncak. Sungguh sangat mempesona alam nusantara ini gugusan pegunungan yang
tinggi dengan di hiasi rerimbunan hijaunya hutan menjadi sebuah lukisan yang
tak ternilai harganya. Dan mulai saat itu saya mulai tertarik dengan hoby
mendaki hingga saat ini.
Semoga dengan adanya hoby mendaki ini saya dapat lebih mendekatkan
diri kepada Allah swt.sang maha pencipta alam raya ini.
0 komentar:
Post a Comment
Selamat Datang Di Website Kami Terima Kasih Anda Telah Mengunjungi Website Kami.
Di Mohon Untuk Tidak Berbicara Kasar Saat Mengomentari Postingan Kami