Seperti biasa di saat hari ulang tahun saya, saya selalu merayakan
moment ini dengan berjalan-jalan menikmati mahakarya tuhan yang maha esa. Jika
tahun lalu saya merayakan ulang tahun saya di tempat sejarah di daerah Yogya
namun untuk tahun ini saya memutuskan merayakannya di sebuah gunung. Gunung itu
bernama Gunung Buthak, bagi seorang pendaki Gunung yang terletak di kabupaten malang dan blitar ini merupakan
gunung yang menantang untuk ditahlukan karena medannya yang berat serta
keindahan puncaknya yang menjadi daya tarik tersendiri bagi seorang petualang.
Tepat pada hari sabtu saya berangkat menuju ke gunung buthak dengan
mengambil jalur dari kota batu malang dengan memakan waktu 4 jam lama
perjalanan dari rumah menuju k epos perijinan pendakian gunung buthak. Hingga
tepat pukul 15.00 wib saya beserta 7
orang teman saya sampai juga di pos perijinan pendakian gunung buthak. Setelah
sampai kami pun segera mengurus perijinan supaya bisa lebih cepat mendaki
keburu waktu kian gelap, setelah semua perijinan sudah teratasi kami pun
memulai pendakian menuju ke gunung buthak yang katanya membutuhkan waktu 8
sampai 9 jam perjalanan hingga sampai ke padang sabana. Jalan awal masih sebuah
lading jagung milik warga sehingga kami tidak mengalami kesusahan tak berarti
namun setelah berjalan selama dua jam lebih akhirnya kami pun sampai juga di
kawasan hutan liar dengan vegetasi tanaman tinggi dengan pohon-pohon yang
bertumbangan akibat dari kebakaran hutan beberapa waktu lalu. Jalan kian sempit
vegetasi hutan membuat kami untuk berjalan satu persatu demi keselamatan
bersama. Satu jam lebih kami berjalan menembus vegetasi hutan liar setelah itu
vegetasi hutan pun berubah yang dari awal berupa vegetasi pohon besar berubah
menjadi vegetasi hutan lumut pertanda bahwa kami telah berada di ketinggian
lebih dari 2000 MDPL.
Tenaga saya pun mulai terkuras hingga kami memutuskan
untuk beristirahat sambil menjalankan ibadah sholat maghrib sebelum menjalankan
perjalanan yang masih panjang ini. Sebungkus mie instan menjadi teman
pengganjal lapar saya waktu itu sambil meminum sebotol air segar yang saya
ambil langsung dari sumber mata air yang berada di sekitaran hutan lumut.
Setelah menjalankan ibadah sholat maghrib dan beristirahat selama setengah jam
akhirnya kami lanjutkan perjalanan menembus hutan lumut yang memiliki medan
yang cukup susah, pohon tumbang dan rimbunan tanaman lumut yang kuat membuat
langkah kaki kami semua sedikit melambat, bahkan tak jarang saya harus berjalan
menyeberangi sebuah batang pohon tumbang dimana samping kiri dan kanan saya
adalah jurang yang sangat dalam sehingga membuat saya harus berhati-hati dalam
memijakan kaki.
Namun karena kami kelelahan kami pun memutuskan untuk beristirahat
kala itu waktu telah menunjukan pukul 21.00 malam dan kami pun membagi tugas
ada yang mendirikan tenda dan ada yang membuat api unggun sebagai penghangat
badan. Setelah tenda selesai dibuat saya pun langsung menaroh perlengkapan saya
dan langsung beristirahat sambil menunggu perapian jadi. Selang beberapa menit
akhirnya perapian pun jadi saya pun memanfaatkan api ini untuk menghangatkan
badan sambil melepas lelah selama mendaki dari pos perijinan hingga saya pun
mulai mengantuk dan langsung saja saya tidur dengan meninggal teman-teman yang
masih asik menghangatkan badan.
“Heh heh heh….bangun “ terdengar suara teman saya membangunkan saya
sambil berkata “ayo lanjut jalan ke padang savanna” saya pun hanya mengayunkan
kepala sebagai pertanda kala itu. Setelah semua perlengkapan dan sampah sisa
masak semalam telah kami bersihkan semua kami pun melanjutkan perjalanan menuju
ke padang sabana dengam beban yang lumayan ringan karena bekal makanan sudah
berkurang sedikit. Jalan menuju padang sabana berbeda dengan jalan yang telah
saya lewati sebelumnya. Jalan yang hanya berukuran 2 meteran dengan sisi kanan
hutan lebat serta kiri sebuah jurang yang menakutkan menjadi rintangan
tersendiri namun di tengah perjalanan kami mengalami hambatan hujan lebat pun
mulau turun sehingga membuat kami harus berhati-hati dalam melangkah karena
jalurnya sangatlah sempit dan berbahaya hingga kami memutuskan untuk
berisitirhat di bawah sebuah pohon besar sambil menunggu hujan reda. Setengah
jam sudah saya beristirahat hujan pun kian reda sehingga kami memutuskan untuk
melanjutkan perjalanan dengan ekstra hati-hati.
Setelah selesai melewati vegetasi hutan lumut yang curam akhirnya
kami pun sampai disebuah jalur yang cukup lebar dengan ditumbuhi pohon-pohon
besar yang kokoh dengan suhu yang sangat dingin dengan di tambah dari hujan
tadi yang turun sehingga menjadi pertanda bahwa saya sudah berada diatas
ketinggian lebih dari 2500 mdpl. Satu persatu jalan saya lalui hingga akhirnya
saya sampai juga di sebuah padang sabana tepat pukul 10.00 wib.
Namun lagi-lagi badai pun menghampiri kami hujan lebat disertai
angina yang membawa udara dingin mulai menyerang kami, sungguh ini badai paling
keras yang pernah saya jumpai selama mendaki gunung. Hingga saya memutuskan
untuk berteduh disebuah tenda milik pendaki lain. Sambil menunggu hujan reda
supaya saya dapat menggapai puncak gunung buthak.
Namun karena alasan keamanan saya pun memutuskan untuk tidak
melanjutkan perjalanan karena badai tak kunjung berhenti walau waktu telah
menunjukan pukul 13.00 wib waktu setempat, rasa menyesal memang ada dalam diri
saya karena saya tidak dapat melanjutkan hingga puncak namun karena factor alam
dan keselamatan maka saya putuskan untuk tidak melanjutkan perjalanan menuju
puncak dan memutuskan untuk turun ke bawah hingga hujan benar-benar reda. Perayaan ulang tahun
ke 18 tahun di gunung pun gagal namun saya masih bangga karena saya sudah
berjuang menahlukan gunung buthak walau tak sampai puncak tertinggi.
Karena tujuan utama mendaki bukanlah menahlukan puncaknya tapi
menahlukan diri sendiri. Salam lestari
Baca Cerita Pendakian Yang Lain
Cerita Pendakian Gunung Kelud
Cerita Pendakian Gunung Prau
Cerita Pendakian Gunung Penanggungan
Cerita Pendakian GunungPegat
0 komentar:
Post a Comment
Selamat Datang Di Website Kami Terima Kasih Anda Telah Mengunjungi Website Kami.
Di Mohon Untuk Tidak Berbicara Kasar Saat Mengomentari Postingan Kami